C. Dialog
Di siang hari, Didi dan Dodo sedang mencari jambu. Kebetulan, mereka melintasi halaman rumah Paman Dodo.
Didi : “Do, ini rumah siapa, ya? gedhe amat!”
Dodo : “Ini rumah Pamanku, Di. Yah, lumayan besarlah di pedesaan kayak gini.”
Didi : “Ehmmm …., Eh, tuh ada pohon jambu, mungkin di sana ada banyak jambu.
Kita boleh saja kan, mengambil satu dua jambu saja. Aku fikir Pamanmu
nggak keberatan.”
Dodo : (Sambil menggaruk-garuk kepala) “Iya..iya..Tapi, ambilnya pake’ apa?”
Didi : (Mengambil batu) “Pake’ ini saja gimana?”
Dodo : “Iya, deh. Nggak papa, lagi pula nggak ada galah.”
(Mereka pun melempar batu ke arah jambu yang ada di atas pohon)
Pyarr!!!
Didi : “Kamu itu gimana sih, Do! Entar, ketahuan sama paman kamu.”
Dodo : “Lantas , gimana ini? Kaca jendelanya sampai pecah. Ini juga gara-gara
kamu.”
Didi : “Sudah. Kita naik ke atas pohon saja, dari pada ketahuan.”(langsung
memanjat pohon)
Dodo : “Mendingan tadi memanjat saja. Terus, sandalnya, Di?”
Didi : “Tinggalkan saja di bawah, susah manjatnya kalau pake’ sandal.”
Dodo : “Iya.”(mengikuti perintah Didi)
(Paman Dodo keluar dengan wajah terlihat marah)
Paman : “Siapa yang berbuat begini! Dasar orang yang tidak beradab!”
(Lita pulang ke rumahnya dari les menari dan tiba-tiba dijatuhi batu)
Lita : “Aduh… Siapa ini yang menjatuhkan batu? aduh… kepalaku sakit…”
Paman : “Lho, sudah pulang rupanya. Kamu kenapa, Lit?”
Lita : “Itu, yah. Aku tadi pulang, dan berjalan melewati pohon jambu itu. Tapi,
anehnya nggak kejatuhan jambu, malah kejatuhan batu.”
Paman : “Lho, itu ada dua pasang sandal. Sandal siapa itu?”
Lita : “Nggak tau juga, Yah.”
(Tiba-tiba Didi dan Dodo jatuh)
Paman : “Nah, ini dia! Kalian pasti yang sudah memecahkan kaca jendela paman.
Kalian rupanya juga mencuri jambu paman!”
Dodo : “Ampun, paman. Maafkan kami…” (mata berkunang-kunang)
Didi : (Berbisik pada Dodo) “Kamu bilang saja pada pamanmu. Kita mencuri
jambu untuk obat kakekku yang sedang sakit.”
Dodo : “Baiklah.”
Paman : “Kenapa kalian ini?”
Dodo : “Begini, alasan kami mencuri jambu paman. Kita ini sedang mencari
jambu untuk obat kekek Didi yang sedang sakit dan tadi kami tidak sengaja
memecahkan kaca jendela paman.”
Didi : “Be..bet..betul itu paman. Kasihanilah kami…”(Dengan wajah berpura-pura
meminta belas kasihan)
Lita : “Ah, alasan saja kalian ini. Tapi…”
(Lita langsung berbisik pada ayahnya.)
Lita : “Ayah, bukannya kakeknya Didi sudah meninggal dua tahun yang lalu?
mereka pasti hanya ingin mencuri jambu saja. Begini, yah……”
Paman : “Baiklah. Kalian boleh mengambil beberapa jambu dan paman maafkan
atas kejadian tadi.”
Didi : “Yeyey… terimakasih, Pak!
Dodo : “Wah, paman baik sekali. Berkat Lita, kita bisa dapat jambunya untuk
kakekmu, Di. Meskipun kita udah mecahin kaca jendela paman”
Lita : “Ayahku memang bijaksana dan memaafkan kepada siapa pun yang
meminta maaf padanya.”
Didi : “Maafkan kami juga, ya, Lit. Udah jatuhin kamu batu, itu tadi gara-gara
Dodo….”
Dodo : “Bukannya kamu ya, Di?”
Lita : “Iya,iya.”
(Mereka pun kembali memanjat)
Paman : “Tunggu sebentar..”
Didi : “Ada apa?”
Paman : “Kalian boleh mengambil beberapa jambu. Tetapi, setelah kalian selesai
mengambilnya, kalian, paman persilakan untuk menyapu halaman rumah
paman.”
Didi dan
Dodo : “Ya, Allah….!!!!”
Akhirnya mereka menyapu halaman rumah Paman Dodo yang lumayan luas dan Lita tetap menunggui mereka agar tidak melarikan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar