Sabtu, 11 April 2015

Di siang hari Didi dan Dodo pergi mencari jambu. Kebetulan, mereka melewati halaman rumah Paman Dodo dan melihat pohon jambu tumbuh di halaman rumah. Mereka pun berniat untuk mengambil beberapa jambu di pohon tersebut dengan melempari batu pada jambu-jambu di pohon. Batu yang dilempar, terpental ke kaca jendela rumah Paman Dodo sehingga kaca jendela Paman Dodo pecah. Paman Dodo keluar rumah dan mereka bergegas naik ke pohon jambu agar tidak ketahuan sang paman. Paman Dodo keluar rumah sambil marah-marah. Lita yang baru saja pulang dari les menarinya, melewati pohon jambu milik ayahnya dan dijatuhi batu dari atas pohon. Paman Dodo curiga bahwa di bawah pohon jambu terdapat dua pasang sandal. Didi dan Dodo terjatuh, mereka ketahuan dan Dodo menjelaskan pada Paman Dodo atas perintah Didi untuk berbohong. Lita mengetahui bahwa mereka berbohong dan hanya ingin mencuri jambu. Lita memberitahu ayahnya untuk menghukum mereka. Pada akhirnya, mereka dihukum untuk menyapu halaman rumah Paman Dodo yang cukup luas.
C.      Dialog
Di siang hari, Didi dan Dodo sedang mencari jambu. Kebetulan, mereka melintasi halaman rumah Paman Dodo.
Didi      : “Do, ini rumah siapa, ya? gedhe amat!”
Dodo    : “Ini rumah Pamanku, Di. Yah, lumayan besarlah di pedesaan kayak gini.”
Didi      : “Ehmmm …., Eh, tuh ada pohon jambu, mungkin di sana ada banyak jambu.
Kita boleh saja kan, mengambil satu  dua jambu saja. Aku fikir Pamanmu
nggak keberatan.”
Dodo    : (Sambil menggaruk-garuk kepala) “Iya..iya..Tapi, ambilnya pake’ apa?”
Didi      : (Mengambil batu) “Pake’ ini saja gimana?”
Dodo    : “Iya, deh. Nggak papa, lagi pula nggak ada galah.”
(Mereka pun melempar batu ke arah jambu yang ada di atas pohon)
Pyarr!!!
Didi      : “Kamu itu gimana sih, Do! Entar, ketahuan sama paman kamu.”
Dodo    : “Lantas , gimana ini? Kaca jendelanya sampai pecah. Ini juga gara-gara
kamu.”
Didi      : “Sudah. Kita naik ke atas pohon saja, dari pada ketahuan.”(langsung
memanjat pohon)
Dodo    : “Mendingan tadi memanjat saja. Terus, sandalnya, Di?”
Didi      : “Tinggalkan saja di bawah, susah manjatnya kalau pake’ sandal.”
Dodo    : “Iya.”(mengikuti perintah Didi)
(Paman Dodo keluar dengan wajah terlihat marah)
Paman : “Siapa yang berbuat begini! Dasar orang yang tidak beradab!”
(Lita pulang ke rumahnya dari les menari dan tiba-tiba dijatuhi batu)
Lita      : “Aduh… Siapa ini yang menjatuhkan batu? aduh… kepalaku sakit…”
Paman : “Lho, sudah pulang rupanya. Kamu kenapa, Lit?”
Lita      : “Itu, yah. Aku tadi pulang, dan berjalan melewati pohon jambu itu. Tapi,
anehnya nggak kejatuhan jambu, malah kejatuhan batu.”
Paman : “Lho, itu ada dua pasang sandal. Sandal siapa itu?”
Lita      : “Nggak tau juga, Yah.”
(Tiba-tiba Didi dan Dodo jatuh)
Paman : “Nah, ini dia! Kalian pasti yang sudah memecahkan kaca jendela paman.
Kalian rupanya juga mencuri jambu paman!”
Dodo    : “Ampun, paman. Maafkan kami…” (mata berkunang-kunang)
Didi      : (Berbisik pada Dodo) “Kamu bilang saja pada pamanmu. Kita mencuri
jambu untuk obat kakekku yang sedang sakit.”
Dodo    : “Baiklah.”
Paman : “Kenapa kalian ini?”
Dodo    : “Begini, alasan kami mencuri jambu paman. Kita ini sedang mencari
jambu untuk obat kekek Didi yang sedang sakit dan tadi kami tidak sengaja
memecahkan kaca jendela paman.”
Didi      : “Be..bet..betul itu paman. Kasihanilah kami…”(Dengan wajah berpura-pura
meminta belas kasihan)
Lita      : “Ah, alasan saja kalian ini. Tapi…”
(Lita langsung berbisik pada ayahnya.)
Lita      : “Ayah, bukannya kakeknya Didi sudah meninggal dua tahun yang lalu?
mereka pasti hanya ingin mencuri jambu saja. Begini, yah……”
Paman : “Baiklah.  Kalian boleh mengambil beberapa jambu dan paman maafkan
atas kejadian tadi.”
Didi      : “Yeyey… terimakasih, Pak!
Dodo    : “Wah, paman baik sekali. Berkat Lita, kita bisa dapat jambunya untuk
kakekmu, Di. Meskipun kita udah mecahin kaca jendela paman”
Lita      : “Ayahku memang bijaksana dan memaafkan kepada siapa pun yang
meminta maaf padanya.”
Didi      : “Maafkan kami juga, ya, Lit. Udah jatuhin kamu batu, itu tadi gara-gara
Dodo….”
Dodo    : “Bukannya kamu ya, Di?”
Lita      : “Iya,iya.”
(Mereka pun kembali memanjat)
Paman : “Tunggu sebentar..”
Didi      : “Ada apa?”
Paman : “Kalian boleh mengambil beberapa jambu. Tetapi, setelah kalian selesai
mengambilnya, kalian, paman persilakan untuk menyapu halaman rumah
paman.”
Didi dan
Dodo    : “Ya, Allah….!!!!”
Akhirnya mereka menyapu halaman rumah Paman Dodo yang lumayan luas dan Lita tetap menunggui mereka agar tidak melarikan diri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar